Prinsip dan Aplikasi Teknologi Metafisika Islam
Prof.
Dr. Kadirun Yahya, MSc.
Malang,
18 September 1993
Pengantar
Abad ke
XXI telah diambang pintu, dan para ilmuwan futurolog kaliber dunia telah
menggambarkan kecenderungan-kecenderungan yang bakal terjadi di abad itu dengan
karakteristik utama globalisasi yang meliputi berbagai aspek kehidupan manusia
serta perkembangan pesat di bidang ilmu pengertahuan dan teknologi. Negara
Indonesia tidak terlepas dari dampak globalisasi sehingga dapat ikut memetik kemudahan-kemudahan
serta manfaat bagi penduduknya. Akan terapi, globalisasi pun dapat memberikan
efek samping yang sangat mengkhawatirkan.
Untuk
mengantisipasi globalisasi yang melanda dunia serta pengaruhnya terhadap
manusia, maka dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara Republik Indonesia,
khususnya dalam Rencana Pembangunan Lima Tahunan (REPELITA) ke enam, pemerintah
telah menetapkan peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai prioritas
pembangunan, sejalan dengan penataan industri.
Di dalam
makalah ini akan diuraikan cara pelaksanaan teknis peningkatan kualitas sumber
daya manusia dengan pendekatan melalui teknologi Metafisika Islam serta
dilatar-belakangi analisa tentang sebab-sebab kekalahan, bencana, malapetaka.
huru-hara yang menimpa kaum muslim di dunia pada dewasa ini. Makalah ini juga
sekaligus berusaha menguraikan dan membuktikan akan ke-Maha-Benar-an
Firman-firman Ilahi dalam Kitabullah dan Sunnah Rasulullah SAW secara faktual,
nyata dan realita, yang selama ini hanya baru sampai pada kata-kata dan
cerita-cerita belaka.
Kualitas
Sumber Daya Manusia
Kita
melihat di seluruh dunia bahwa berbagai negara di berbagai bagian benua dilanda
bermacam-macam bala/huruhara, bencana, kelaparan, penyakit, gempa bumi, banjir,
narkotika dan sebagainya. Bahaya perang besar masih mengancam akan menyapu dan
membakar habis bangsa-bangsa seperti di Bosnia, di Teluk Parsi serta di Timur
Tengah. Sungguh, dunia ini seolah-olah sudah berada dalam pinggiran kiamat,
paling tidak untuk sebagian belahan bumi ini, tetapi tidak mustahil pula akan
dapat menghimbas ke belahan bumi lainnya. kalau kita amat-amati, nampaknya
sebagian besar penduduk negara-negara yang dilanda kemelut itu adalah beragama
Islam, agama yang diakui Allah sebagian satu-satunya agama yang sangat ilmiah
dan amaliah dan sangat tinggi, agung dan mulia! Tak ada tolok bandingannya!
Kita
melihat, bahwa dalam kejadian-kejadian dahsyat itu seolah-olah tidak berlaku
lagi ayat-ayat Tuhan atau Hadits-hadits Rasulullah SAW bagi kaum Muslimin,
apalagi jika diingat bahwa kaum Muslimin adalah kaum yang diistimewakan Allah
SWT, dimuliakan Allah SWT, selalu dimenangkan Allah SWT dalam segala
perjuangannya karena agama Islam yang dianut kaum Muslimin adalah agama yang
terpilih, bahkan satu-satunya agama di akhir zaman yang "innaddiina
'indallahil Islam", agama yang diakui Allah SWT adalah Islam, agama yang
tidak ada kamus kalahnya (Al Mujadilah, ayat 21), agama yang tidak ada tolok
bandingnya!
Al
Mujadilla, ayat 21:
"Allah
telah menetapkan: Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang. Sesungguhnya Allah Maha
Kuat lagi Maha Perkasa."
Sudah
jelas Al Quran dan Al Hadits tidak mungkin berdustra, sudah jelas Tuhan bukan
sia-sia dan main-main mengeluarkan "NASKAHNYA" yang Maha Dahsyat,
yang disampaikan oleh Junjungan kita Rasullullah SAW, Nabi Paling Utama, Nabi
Paling Pilihan, Penghulu daripada sekalian Anbiyaa Allah. Sudah jelas segala
kesalahan harus ditimpakan kepada umatnya, yang sudah jauh menyimpang dari
ajaran-ajaran hakiki Allah SWT. Seperti yang dikatakan Rasulullah SAW bahwa:
"Permulaan
Islam ini asing, dan akan kembali asing pula, maka gembiralah orang-orang yang
dianggap asing." HR. Muslim dari Abi Hurairah.
Dari Ali
b. Abi Taib r.a. berkata; "Telah bersabda Rasulullah s.a.w. ; "Sudah
hampir sampai suatu masa dimana tidak tinggal lagi daripada Islam itu kecuali
hanya namanya dan tidak tinggal daripada Al-Quran itu kecuali hanya
tulisannya." - Riwayat Al Baihaqi
Salah satu
kesalahan pokok ialah: biasanya kaum muslimin dewasa ini, selalu menganggap
dirinya telah memenuhi syarat taqwa dalam beragama, tanpa dicarinya cara untuk
menguji-coba akan ketaqwaannya itu, mereka selalu saja lekas berpuas diri.
Lihat kaum muslimin di Bosnia! Bukan mereka tidak shalat, bukan tidak berpuasa,
bukan tidak mengeluarkan zakat, bukan tidak naik haji, bukan tidak menyebut Dua
Kalimah Syahadat sebagai pokok utama daripada Al Islam, mereka bukan tidak
beriman, bukan tidak Islam. Namun, mereka sebenarnya tetap saja belum taqwa,
walaupun mereka mengaku telah bertaqwa karena katanya telah melaksanakan segala
suruh dan telah menghentikan segala cegah; tetapi mereka melupakan salah satu
syarat pokok yang Maha Penting dari semua ibadat, dari semua Rukun
Islam, dari semua Rukun Iman, yaitu bahwa semua ibadat harus dilaksanakan atas
dasar hati yang benar-benar suci, khalis mukhlisin. Dan ini hanya dapat
terwujud, jika seluruh unsur fatal, seluruh gelombang setan, seluruh pengaruh
angkara murka, hawa nafsu, dunia syaitan, telah hilang lenyap sama sekali dari
hati sanubari mereka! Bagaimana mungkin mereka melaksanakan hal ini sedangkan
as-syaitan itu tetap masih bercokol dan mendekam di dalam hati sanubari mereka?
Hati
sanubari adalah pokok pangkal dan tumpuan segala ibadat kita. Rasulullah SAW
bersabda:
"Di
dalam Bani Adam itu ada segumpal darah, kalau ini suci, sucilah semua
amalannya, kalau ini kotor, maka kotorlah semua amalannya."
Jadi hati
sanubari benar-benar harus disucikan secara sempurna lebih dahulu, syaitan
benar-benar harus dikeluarkan lebih dahulu secara realitas baru segala
pengaruhnya yaitu gelombang-gelombang angkara murka, hawa nafsu dan lain-lain,
secara tuntas dan total dapat dihapuskan!
Bagaimana
mungkin syaitan akan mampu dikeluarkan? As-syaitan itu sangat dahsyatnya,
sangat tinggi dimensinya, sangat halus, umurnya telah berabad-abad lamanya,
ilmunya sangat tinggi sekali. Ia adalah mantan malaikat utama zaman dahulu.
Dapatkah ia diusir begitu saja dengan ucapan "Auzubillah himinash
shaitaanirrajim", berasal dari "produksi" kita sendiri.
Kita yang
masih bergelimang dosa, kita yang masih serba berkekurangan, sedangkan Kalimah
Allah yang kita ucapakan pun belum tentu mampu mencapai sisi Allah, karena
gelombangnya tidak mudah mencapai gelombang pada sisi Allah SWT! Sedangkan
iblis itu bukan main tinggi dimensi ilmiahnya! Adam dan Hawab bukan ditipu di
pasar malam, tetapi di surga! Lawan yang mampu naik ke surga untuk menipu,
begitulah bukan main dahsyatnya lawan kita itu, sangat hebatnya dan sangat
halusnya! Mana mungkin kita akan mampu mengusirnya hanya dengan ucapan kalimat
"Auzubillah himinash shaitaanirrajim" produksi kita sendiri secara
"biasa-biasa" saja! Jauh panggang dari api!
Kalau
syaitan masih bercokol di dalam hati sanubari kita, makhluk yang sangat tinggi
dimensinya, dengan kelicikan dan kehalusan tipu dayanya, maka segala ibadat
kita yang masih disertai as-syaitan jelas akan tertolak, tidak akan sampai di
sisi Allah SWT. Segala apa sajapun yang kita amalkan, shalat kita, zakat kita,
puasa kita, haji kita, doa-doa yang kita panjatkan dengan cucuran air mata
darah sekalipun, tidak akan sampai. Dan kalau tidak sampai, tentu saja tidak
akan pula akan dibalas. Seperti kacang yang ditanamkan tidak menyentuh bumi
yang subur, tetapi hanya sampai di lapisan pasir saja, walaupun ditaburkan 1001
biji setiap hari, tidak akan tumbuh, dia akan hilang lenyap tidak sampai kepada
tujuannya. Pekerjaan kita tidak akan membuahkan hasil, tidak akan berpotensi
sama sekali.
Di sinilah
letaknya kesalahan pokok yang mendatangkan bencana bagi kita di dunia selama
ini!
Bahwa kita
tidak mempunyai kekuatan, tidak mempunyai power, jangankan pula hendak menjadi
sumber daya manusia yang berkualitas unggul, karena ibadat kita belum mampu
menjuluk turun rahmat Allah SWT Yang Maha Akbar, sehingga benteng dari Tuhan,
Kalimah Murni dari Allah SWT yang Maha Perkasa tidak berhasil kita raih, karena
tidak/belum memakai metodologi teknologinya yang tepat yang dapat memusnahkan
iblis dari hati sanubari kita sendiri secara tuntas dan total!
Sekarang
kita kutip firman Allah dalam Surat Al Mu'minuun ayat 1 dan 2:
Sesungguhnya
menanglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam
shalatnya
Dunia
Islam selama ini hanya baru sampai menseminarkan syariat Islam, kebudayaannya,
tarikh-tarikhnya, kemuliaan-kemuliannya, dan lain-lainnya, tetapi tidak pernah
melaksanakan suatu seminar, suatu diskusi ilmiah yang mendalam tentang
bagaimana sebenarnya cara pelaksanaan teknis agar supaya shalat itu benar-benar
dapat berdiri khusuk secara realitas, sehingga mampu menjuluk turun Benteng
Ilahi Yang Maha Akbar!
Kembali
kita kutip firman Allah, Surat Al Maa'uun, ayat 4 dan 5:
Maka
kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari
shalatnya.
Menurut
kedua firman Allah SWT yang dikutip di atas, jelas bagi kita, bahwa kita harus
benar-benar menguasai, benar-benar mengetahui akan rahasia cara pelaksanaan
teknis mendirikan shalat khusuk! Kalau shalat khusuk telah dapat dilaksanakan,
ini berarti bahwa semua unsur, semua pengaruh negatif, semua
gelombang-gelombang, semua getaran-getaran angkara murka, hawa nafsu, dunia
syaitan telah habis musnah dan hilang sama sekali. Ini baru dapat terwujud,
kalau Kalimatullaahi Hiyal Ulya yang murni secara riil telah tetap kokoh duduk
dalam hati sanubari insan sebagai "Penjaga Gawang" Yang Maha Akbar,
yaitu nama Allah yang ditanamkan oleh Allah SWT Sendiri, yang dipatrikan Allah
SWT Sendiri akan nama Allah SWT Sendiri melalui saluran-Nya.
Nama Allah
SWT yang tertanam dalam jiwa secara realitas sedemikian rupa, ini baru akan
dapat bermanifestasi dalam segala gerak geriknya, dalam segala sepak terjang
dan perjuangan hidupnya. Sudah jelas, manusia yang beginilah yang tetap akan
sukses, yang tidak akan pernah kenal akan gagal, karena ia dikendalikan oleh
Kalimatullahi Hiyal Ulya Yang Maha Sukses, dan ia akan selalu mendapat
kemenangan dan sukses gilang gemilang dalam hidupnya di manapun ia berada, di
dunia dan di akhirat! Karena jiwanya setiap detik senantiasa beserta dengan
nama Allah Yang Maha Akbar, Maha Sempurna dan Maha Sukses itu! Baik sebagai
insan pengendali, sebagai pemimpin, maupun sebagai anggota masyarakat umum,
sebagai penduduk Republik Indonesia, sebagai Insan-insan pembangunan yang
beriman dan bertaqwa, ia akan selalu cemerlang, cerdas dan terampil, tangguh,
jujur, dinamis, bertanggung-jawab, mampu bekerjasama. Dia adalah sebagai sumber
daya manusia yang benar-benar berkualitas unggul yang diharapkan sangat oleh
Nusa, Bangsa, Negara, Peri Kemanusiaan dan Keluarga, karena ia adalah Penerus
Pembawa Corong, Penerus Pembawa Channel dan Frekuensi dari Tali Allah Yang Maha
Akbar yang dibawa Rasulullah SAW.
Hadits
Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Syuraih al Khuja'i:
“Bahwasanya
Al Quran ini satu ujungnya di tangan Allah, dan satu lagi di tangan kamu
(Muhammad).” (HR: Abu Syuraih Al Khuja’i).
Dan QS. Al
Anbiyaa, ayat 107:
Dan
tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta
alam.
Teknologi
Metafisika Islam
Sekarang
kita sampai pada uraian mengenai cara pelaksanaan teknis, the how to do-nya,
agar Kalimatullahi Hiyal Ulya itu benar-benar tertanam secara eksak dan
realistis, duduk mantap di hati sanubari insan sejalan dengan derap kemajuan
ilmu pengetahuian dan teknologi yang tertanam dalam otaknya. Kita telah lama
mendengar peribahasa dalam bahasa Inggris yang berbunyi:
"It
is not the gun, but it is the the man behind the gun."
Peribahasa
tersebut sekarang kita tambahi dan kita rinci sperti berikut:
"It
is not the gun and it is not the man behind the gun,
but
it is the spirit (of God) in the soul of the man behind the gun."
Artinya,
yang menentukan bukan sarana atau kejiwaan manusia, melainkan yang paling
menentukan adalah ruh manusia itu yang di dalamnya harus tertanam Kalimah
Allah.
Masalahnya
bagaimana kita mampu berhampir dengan Allah SWT melalui ibadat yang mantap
sesuai dengan akidah dan syariat agama Islam. Dalam hal ini yang Maha Pokok
adalah bagaimana mengetahui cara pelaksanaan teknis mengamalkan Kalimah Allah
yang dipraktekkan dengan metode Thariqatullah yang termasuk dalam Ilmu Tasawuf.
Metode Thariqatullah ini ialah metode untuk membentuk insan kami dengan
mendudukkan Kalimatullahi HIyal Ulya yang tersalur dari sisi Allah, bukan ke
dalam dimensi manusiawi dan bukan ke dalam otaknya melainkan ke hati sanubari
insan itu yang merupakan sentral daripada keinsanan manusia itu sendiri,
Kalimah Allah mana harus disalurkan melalui channelnya dan frekuensinya yaitu
Nuurun 'Alaa Nuurin-Nya/Channel-Nya yang diwarisi, diteruskan dari Rasulullah
SAW!
Firman
Allah SWT di dalam Hadits Qudsi:
"Laailaaha
illallah itu adalah perkataan-Ku dan dia adalah Aku."
Memasukkan
Kalimah Allah dalam hati sanubari insan melalui saluran teknisnya ialah secara
langsung tersalurnya Kalimah Akbar dari sisi Allah melalui salurannya, langsung
masuk tertanam ke dalam hati sanubari sang insan. Kalimah Allah yang sedemikain
rupa yang tertanam secara nyata ke dalam hati sanubari insan, hanya itulah yang
mempu menghancurkan segala sesuatu unsur yang onar terutama unsur as-Syaitan di
mana saja syaitan itu berada!
"Tidak
dapat memuat bumi dan langit-Ku akan Asma-Ku melainkan hati hamba-Ku yang suci,
lunak dan tenang."
Inilah
hakikat dan inti saripati dari makalah ini!
Bahwa umat
Islam telah menerima dari Allah SWT melalui Rasulullah SAW satu bundel naskah
suci Al Quranul Karim, yang antara lain memberikan penunjuk tentang adanya
energi metafisika Ketuhanan Yang Maha Dahsyat yang terkandung tersembunyi dalam
Al Quran itu sendiri, untuk dimanfaatkan guna meraih kemenangan hidup dunia
akhirat dalam setiap perjuangannya.
Al Quranul
Karim yang sejauh ini lebih banyak hanya dibaca-baca, ditafsirkan, dipuji dan
dihormati, ternyata cara pengeluaran dan permanfaatan dari energi-Nya selama
ini tidak diriset dan tidak diketahui serta tidak dihayati sama sekali. Naskah
tersebut lebih sering hanya disimpan baik-baik di tempat terhormat, tanpa dapat
dimanfaatkan sepenuhnya untuk kemenangan hidup dunia dan akhirat. Betapa
ruginya kaum Muslimin selama ini sebagai pemilik Al Quran!
Al Quran
yang begitu lengkap, luas dan dalam, yang mengandung segala unsur Maha Bernilai
serta dapat menghasilkan Energi Maha Dahsyat, benar-benar wajib kita selidiki
kembali, khusus dimensi teknologi metafisikanya. Dengan dimensinya yang Maha
Tinggi dan dengan getaran-getarannya Yang Maha Ultrasonoor dari Kalimah Allah
Yang Maha Agung, yang disalurkan dan dipancarkan langsung dari sisi Allah SWT
melalui channel tunggal mulia yang dihujamkan Allah dalam diri Rasulullah SAW
(HR. Abu Syuraih al Khuja'i):
"Bahwasanya
Al Quran ini satu ujungnya di tangan Allah, dan satu lagi di tangan kamu
(Muhammad)"
kita pasti
mampu mengatasi segala macam energi dan kekuatan negatif yang terdapat di dalam
alam semesta ini, termasuk energi negatif dari atom dan nuklir serta bencana
apa saja, berupa peperangan, penyakit apa saja, huru-hara segala macam corak
dan ragam serta berbagai dampak globalisasi negatif yang dihadapkan kepada kita
dalam masa apa saja, kita dengan Kalimah Akbar itu selalu akan "survive'
dunia akhirat!
Wahai
kaum Muslimin sedunia!
Benar-benar
sekarang ini sudah masanya kita wajib menyelidiki kembali dan mendalami sekali,
khususnya mereka yang beriman dan bertaqwa, serta lebih khusus lagi para ahli
teknologi, cendekiawan yang benar-benar muslim, agar kelak terungkap jelas
kejayaan Al Quran dan Al Hadits yang semuanya benar-benar akan merupakan dan menghasilkan
resultante Yang Maha Dahsyat demi kemenangan absolut bagi mereka yang
benar-benar beragama seara konkrit, dan secara positif pula akan dapat meraih
kemenangan gilang gemilang di mana saja mereka berada dalam segala dimensi
dunia akhirat!
"Allah
telah menetapkan: Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang. Sesungguhnya Allah Maha
Kuat lagi Maha Perkasa."
HR. Abu
Daud dan Tirmidzi.
”Atas
nama Allah yang tidak memberi mudharat apa-apa yang di bumi dan di langit ialah
bagi orang yang beserta dengan nama-Nya.”
Sebagai
illustrasi ala kadarnya marilah kita mengambil air untuk dijadikan contoh:
1. Selama
dunia terkembang air adalah tetap air. Tetapi begitu kita terapkan metodologi
tertentu atau pelaksanaan khusus tentang teknologinya, umpamanya saja
elektrolisa, maka air itu akan mengeluarkan tenaga dahsyat. Ia akan terurai
menjadi atom oksigen dan aton hidrogen, yang kalau disatukan kembali dan
disulut akan meledak dan menyemburkan api yang panasnya dapat melebur besi
(Knalgas Brander).
2. Air
itu juga, jika diuapkan secara metodologis tertentu dengan papiniaansepot yang
dahulu diolah pertama kali oleh James Watt, akan mengeluarkan tenaga uap hebat,
sehingga dapat menjalankan kereta api dengan kecepatan tinggi.
3. Air
itu juga, kalau diterjunkan dan ditampung oleh turbin yang digandengkan dengan
dinamo, akan mengeluarkan energi listrik yang kadang-kadang mampu mencapai
kekuatan sampai 170.000 KVA, yang dalam tahap selanjutnya dapat memproduksi
energi atom dan nuklir (Newton dan Edison).
4. Betapa
hebatnya air biasa tadi jika diolah dengan metodologi khusus melalui teknologi
hidrolika (Pascal), sehingga mampu menghasilkan tenaga tekanan yang dahsyat
yang pernah dimanfaatkan untuk mengangkat serta meluruskan kembali menara Eifel
yang begitu tinggi sewaktu miring posisinya disebabkan karena gempa bumi.
5. Air
laut jika diolah dengan prinsip elektrolisa atas dasar teori ion Arrhenius akan
menghasilkan dua macam racun dahsyat yaitu soda api dan gas khloros yang sangat
berbahaya.
Semua
contoh-contoh ilustrasi tersebut di atas, menunjukkan kepada kita bahwa Kalimah
Allah dan seluruh ayat Al Quranul Karim, yang sehari-hari bagi kita selalu
hanya merupakan bacaan-bacaan saja yang dilagukan dengan suara merdu (memang
inipun untuk syi'ar agama, berpahala dan sangat baik!), tidak akan mampu
mengeluarkan power atau tenaga dahsyat, selama kita tidak berusaha mencari dan
menemukan metodologinya dalam teknologinya yang kami sebut Teknologi
Metafisika Al Qur'an. Dengan teknologi inilah Kalimah Allah dan semua
ayat-ayat Al Quran benar-benar baru akan dapat berhasil mengeluarkan dengan
sangat gilang gemilang energi-energi metafisika Ketuhanan Yang Maha Dahsyat
yang tidak dapat diukur akan kehebatannya!
Energi
adalah hasil olahan teknologi, dan setiap teknologi menuntut suatu metodologi:
Ini wajib! Tidak ada satu prosespun dalam teknologi yang tidak menggunakan
metodologi. Metodologi dalam Al Qur'an namanya Thariqat.
Kelak,
insya Allah, barulah kita rasakan dan alami sendiri dengan nyata dan faktuil
akan ke-Maha Benar-an firman ilahi dan sabda-sabda Rasulullah SAW secara
realita. Allahu Akbar! Selama ini Thariqatullah selalu diabaikan,
dikhilafiahkan, bahkan disyirikkan oleh sebagian kaum Muslimin yang kurang
paham tentang Tasauf dan Teknologi; padahal betapa tinggi kedudukannya dalam Al
Qur'an dan Al Hadist. Tasauf dan Metodologinya ini dapat membawa kita pada
dimensi Ihsan yakni salah satu dari tiga pilar pokok agama Islam: yaitu Iman,
Islam dan Ihsan, yang ketiganya harus diterima secara keseluruhan (QS. Al
Baqarah ayat 208):
"Hai
orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya,
dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh
yang nyata bagimu."
Kekhilafiahan
terhadap metodologi cara membaca Kalimah Allah ini terjadi sebagai akibat
pengaruh sangat negatif, serta ditipu-daya kaum orientalis jahat yang licik,
musuh bebuyutan kamu Muslimin yang mengisukan bahwa Thariqatullah bersumber
dari prinsip-prinsip non-Islami dan syirik. Mereka dengan sengaja melemparkan
isu-isu ini untuk menyesatkan dan memecah belah umat Islam supaya lemah, karena
mereka tahu benar bahwa Tasauf dan Thariqatullah itulah yang merupakan benteng
ketahanan mental spiritual umat Islam Maha Dahsyat yang bersumber dari energi
metafisis Ketuhanan yang murni dan Maha Akbar yang disalurkan melalui suatu
metodologi dahsyat dalam Teknologi Metafisika Al Quran
Sesuai
dengan firman Allah SWT dalam Al Quran dan dikuatkan pula dalam Al Hadits,
bahwa dengan menyebut ayat-ayat Al Quran dan kalimah Allah (secara metodologi
teknologis) yang mengandung energi Maha Dahsyat, maka kita akan temukan bahwa
kalimah Allah dan ayat-ayat Al Quran antara lain:
1. akan
dapat menunda hancurnya dunia,
2. dapat
memadamkan bahaya api peperangan,
3. dapat
menghancurkan segala godaan jin, syaitan dan manusia,
4. dapat
membentengi diri dari segala macam huru-hara,
5. dapat
memenangkan segala macam perjuangan, karena bagi Kalimah Allah yang Haq tidak
ada kamus kalah,
6. menghindarkan
diri dari bencana alam dunia dan alam akhirat,
7. juga
Al Quranul Karim dan Kalimah Allah dapat menghancurkan segala macam penyakit
yang berat-berat termasuk kanker dan AIDS sesuai dengan QS. Al Israa' ayat 82:
"Dan
Al Quran itu kami turunkan untuk obat bagi segala macam penyakit dan rahmat
bagi orang-orang yang beriman dan Al Qur'an itu tidaklah menambah kepada
orang-orang yang lalim selain kerugian."
HR. Ibnu
Majah:
"Ambillah/pergunakanlah
olehmu sekalian akan dua obat penyembuh yaitu madu dan al-Qur'an."
8. dan
lain-lain.
Tuhan
berfirman dalam Surat Yusuf ayat 105:
Dan
banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang mereka
melaluinya, sedang mereka berpaling dari padanya.
Sesungguhnya
petunjuk-petunjuk Allah banyak sekali terdapat dalam Ilmu Alam, Kimia dan
lain-lain ilmu eksakta. Oleh sebab itu, kita jangan lupa mengolah Al Quran dari
sudut teknologinya, karena selama ini Al Quran lebih banyak diriset dari sudut
ilmu sosial-budaya saja. Coba kita renungkan betapa banyaknya ayat-ayat Al
Quran yang mengandung tenaga teknologi, antara lain Surat Al Hasyir ayat 21:
"Kalau
sekiranya Kami turunkan Al-Quraan ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan
melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan
perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka
berfikir."
Surat lain
yang mengungkapkan kedahsyatan energi metafisika Ketuhanan yaitu Ar Ra'ad ayat
31:
"Dan
sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan bacaan itu gunung-gunung
dapat digoncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang
sudah mati dapat berbicara, (tentulah Al-Qur'an itulah dia) [774]. Sebenarnya
segala urusan itu adalah kepunyaan Allah. Maka tidakkah orang-orang yang
beriman itu mengetahui bahwa seandainya Allah menghendaki (semua manusia
beriman), tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya. Dan orang-orang
yang kafir senantiasa ditimpa bencana disebabkan perbuatan mereka sendiri atau
bencana itu terjadi dekat tempat kediaman mereka, sehingga datanglah janji
Allah. Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji. [774]. Dapat juga ayat ini
diartikan: "Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan
membacanya gunung-gunung dapat digoncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh
karenanya orang-orang yang sudah mati dapat bicara (namun mereka tidak juga
akan beriman)."
Apakah
semua ayat di atas ini sudah diriset, sudah diujicoba? Kalau telah diriset dan
diujicoba bagaimana hasilnya? Pasti harus ada metodologi dalam pelaksanaan
teknisnya, barulah Kalimah Allah dan ayat-ayat tersebut akan mengeluarkan power
sehingga menjadi benteng Maha Dahsyat yang dimensinya tidak terhingga tingginya
dan tidak dapat ditembus oleh dimensi apa sajapun di dunia dan di akhirat.
Agar lebih
jelas, marilah kita kupas serba sedikit tentang aspek ilmiah metodologi
Thariqatullah.
Kita ambil
sebagai contoh. Banyak sekali manusia-manusia yang tersesat jalan dimasukkan ke
dalam Lembaga Pemasyarakatan selama beberapa waktu, untuk dibimbing kembali ke
jalan yang benar dan diberi kesadaran. Dengan jalan dikurung dan dibimbing itu
diharapkan mereka akan mendapat pelajaran dan keinsafan, namun ternyata
kesadaran itu maksimal hanya masuk ke dalam otak mereka, belum tembus tertanam
dalam hati sanubari mereka. Akibatnya, cukup banyak para napi sesudah keluar
dari Lembaga Pemasyarakan, kembali lagi kepada kejahatan-kejahatan semula
karena semua pelajaran yang hanya masuk ke dalam otak itu belum mampu
menbendung desakan-desakan nafsu syaithaniah yang masih mengakar kuat dalam
hati sanubari mereka.
Untuk itu
perlu metode menanamkan Kalimah Allah ke dalam hati sanubari insan, sehingga
Kalimah Allah yang telah tertanam dalam hati sanubari itu langsung
mengendalikan segala gerak-geriknya, tindak-tanduknya, pikirannya,
keinginan-keinginannya, sesuai dengan Ridha Ilahi. Ia akan menjadi orang yang
melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangannya. Dan ia
otomatis mampu membawa kebesaran-kebesaran Kalimah Allah pada dirinya dan
kelilingnya. His the rahmat carrier! Penerus dari tugas Rasulullah SAW untuk
Dunia-nya.
QS. Al
Anbiyaa ayat 107:
"Dan
tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta
alam."
Inilah
dasar Thariqatullah atau Thariqatus-Sufiyah.
Allah SWT
Yang Maha Segala dalam ukuran tidak terhingga sudah jelas mempunyai frekuensi
tak terhingga. Tidaklah mungkin frekuensi tak terhingga itu dimiliki oleh
manusia yang serba baharu dan serba kekurangan. Namun kalau manusia tidak
memiliki frekuensi tak terhingga, sudah jelas tidak mungkin ada hubungan antara
manusia dengan Allah SWT Yang Maha Akbar, Maha Tinggi, Maha Agung, karena
frekuensinya tidak sama. Sudah jelas, manusia yang serba berkekurangan itu
tidak mungkin dapat memiliki frekuensi tak terhingga kecuali jika frekuensi tak
terhingga itu diberi oleh Allah SWT sendiri pada manusia itu sesuai dengan
firman Allah dalam surat An Nur ayat 35:
"Nuurun
'alaa nuurin yahdillahu linuurihi mayyasyaa-u."
Inilah dia
yang dikatakan Wasilah, Channel dan frekuensi tak terhingga yang menyampaikan,
menghubungkan manusia langsung dengan Tuhan-nya.
Tentu saja
Wasilah ini, yang mempunyai frekuensi tak terhingga, diberikan oleh Allah SWT
kepada insan-insan pilihan; sudah jelas Rasulullah SAW sebagai insan pilihan
telah menerima Wasilah Akbar, telah menerima Nuurun 'alaa nuurin yahdilahahu
linuurihi may-yasyaa-u yang menjadi kualifikasi seorang Rasul. Wasilah itu
jelas bukan manusia atau perantara, bukan pula Wali dan bukan pula Rasul. Siapa
saja yang selama ini menduga bahwa Wasilah itu adalah manusia atau perantara,
benar-benar keliru besar! Wasilah adalah Nuurun 'alaa nuurin dan Rasul adalah
si Pembawa Wasilah (The Wasilah Carrier)!
Tanpa
Wasilah (Nuurin 'alaa nuurin) para Rasul tidak mungkin akan dapat berhubungan
dengan Allah SWT. Wasilah ini, Wasilah yang sama yang telah dimiliki Rasulullah
SAW, harus dan wajib pula kita miliki agar penyampaiannya sama, hubungannya
sama, seperti hubungan Rasulullah SAW dengan Allah SWT. Karena Wasilah ini,
Nuurun 'alaa nuurin ini ditanam oleh Allah dalam Arwahul Muqaddasah Rasulullah
SAW maka tidak ada jalan lain bagi kita untuk memiliki Wasilah yang sama,
selain dengan menggabungkan 'arwah kita (dimana Wasilah itu akan didudukkan
Allah) dengan Arwahul Muqaddasah Rasulullah SAW, melalui Arwahul Muqaddasah
dari Beliau-beliau yang telah lebih dahulu bergabung arwahnya dengan Arwahul
Muqaddasah Rasulullah SAW, yaitu Arwahul Muqaddasah para Akhli Silsilah, mulai
dari Arwahul Muqaddasah Khulafaur-rasyiddin sampai kepada Guru-guru kita,
Aulia-aulia Allah, Ahli Silsilah sebagai kekasih-kekasih Allah yang
meneruskannya!
Kami
ulangi sekali lagi bahwa Wasilah Akbar, bukan ditanamkan pada jasmani atau otak
Rasul, tetapi dalam Arwahul Muqaddasahnya yang telah sempurna disucikan dengan
Kalimah Allah Yang Maha Suci dan Maha Akbar. Oleh sebab itu, Wasilah yang
mengandung frekuensi, mengandung channel Allah SWT, wajib kita miliki, agar
kontak dengan Allah SWT dapat terwujud sesuai dengan firman Allah dalam surat
Al Maidah ayat 35, yaitu:
"Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah Wasilah dan
berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan."
Maka jika
Wasilah ini, channel ini telah ditemui, barulah disitu kita mulai berdzikir,
dan ibadat kita dengan izin Allah akan langsung tersalur ke Hadirat Allah SWT.
Maka dzikir yang dilaksanakan dengan metode pelaksanaan teknis seperti di atas,
barulah dapat diharapkan akan dibalas oleh Allah SWT dengan
menanamkan/memberikan Kalimatullahi Hiyal Ulya ke dalam diri kita sendiri sesuai
dengan Surat Al Baqarah ayat 152:
"Karena
itu, dzikirlah kamu akan Daku, niscaya Aku dzikir akan kamu dan bersyukurlah
kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (ni'mat)-Ku."
Inilah
yang sangat ditunggu-tunggu dan diharapkan oleh insan Ahli-ahli Tasauf, yaitu
dzikir (nama Allah) dari Allah sendiri, Kalimah Allah murni dan Maha Akbar
sebagai balasan atas dzikir yang kita laksanakan menurut teknis pelaksnaan
(metode) yang tersebut di atas. Dzikir dari Allah SWT berarti ia menanamkan
Kalimah-Nya ke dalam hati sanubari kita, Kalimah Allah murni yang dikawal oleh
seluruh angkatan malaikat, bukan ke dalam otak, melainkan ke dalam Arwahul
Muqaddasah, hati sanubari kita. Hadits Qudsi R. Ahmad dari Wahab bin Munabbih,
”Tak
dapat memuat akan zat-Ku, bumi dan langit-Ku. Yang dapat memuat akan zat-Ku,
ialah hati hamba-Ku yang Mukmin, lunak dan tenang."
Barulah
tercipta dalam hati sanubari insan itu Kalimatullahi Hiyal Ulya yang sejati,
asli dan murni dari Allah SWT sebagai dasar hidup yang gilang-gemilang pada Orde
Ke-Tuhan-an dalam diri insan. Inilah dia baru terciptanya Insan Kamil yaitu
insan yang duduk dalam hati sanubarinya Kalimatullahi Hiyal Ulya yang Maha
Kamil yang disalurkan dari Allah SWT sendiri melalui channel dan frekuensi
tunggalNya, otaknya berisi dengan ilmu-ilmu pengetahuan dan teknologi yang
bermanfaat yang ditimba dari Guru-gurunya, dari Alma Maternya, dari
Kitab-kitabnya dan dari pengalaman-pengalaman hidupnya. Inilah Metodologi Akbar
yang sesuai dengan Surat Jin ayat 16:
"Dan
bahwasanya: jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas Thariqat yang benar,
Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezki yang banyak)."
Dikuatkan
pula dengan Surat Al Maidah ayat 35:
"Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah Wasilah dan
berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan."
Kita lihat
di sini bahwa orang yang mendapat kemenangan yang absolut ialah orang yang
beriman, orang yang taqwa, orang yang telah menemukan Wasilah dan orang yang
telah sungguh-sungguh beramal di jalan Allah itu (intensif beramal). Inilah
pula orangnya yang akan mampu meneruskan dan menyalurkan rahmat Allah pada
sekelilingnya di mana ia berada, pada kelilingnya dan pada negaranya! Qs. Al
Anbiyaa, ayat 107.
"Dan
tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta
alam."
Dan Ia
akan mampu menjadi insan pelaku pembangunan, sebagai sumber daya manusia yang
berkualitas unggul dan dinamis yang dapat membangun dengan sempurna dengan hati
yang tulus ikhlas, khalis mukhlisin. Dan Ia pasti selalu akan berhasil dengan
gilang-gemilang karena ia adalah Si Penerus yang membawa kemenangan-kemenangan
absolut yang tersimpan dan tersalur daripada Kalimatullahi Hiyal Ulya yang Maha
Akbar, Maha Sempurna dan Maha Menang!
Allahu
Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahilham.
Kesimpulan
Abad XXI
sebagai kurun globalisasi dengan perkembangan pesat dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi yang menjadi ciri khasnya, menuntut manusia-manusia
yang berkualitas unggul dan dinamis. Bermacam-macam yang dapat dijadikan tolok
ukur keunggulan itu, akan tetapi dalam makalah ini hakikiat manusia unggul
adalah mereka yang duduk tertanam dalam hati sanubarinya Kalimatullahi Hiyal
Ulya, sehingga mereka senantiasa beserta dengan Yang Maha Unggul, yaitu Allah
SWT, melalui Teknologi Metafisika Al Quran, karena:
1. Menganalisa
sebab-sebab berbagai bencana yang menimpa kaum muslimin dewasa ini di berbagai
negara di dunia, tiba pada kesimpulan bahwa kesalahan pokok antara lain
terletak pada umatnya yang telalu cepat berpuas diri, mengganggap diri telah
memenuhi syarat taqwa dalam beragama, tanpa berusaha mencari cara untuk
menguji-coba akan ketaqwaannya itu.
2. Metode
pelaksanaan teknis Shalat Khusuk tidak pernah didiskusikan secara mendalam,
padahal Allah berfirman: "Menanglah orang yang khusuk dalam
shalatnya." Firman Allah yang lain: "Neraka wail,
celaka bagi orang yang shalat (dan seluruh ibadatnya), karena hatinya lalai
daripada mengingat Allah." Bagaimana mungkin ibadat kita akan
dapat khusuk, suci dan murni, apabila masih selalu dikotori oleh
pengaruh-pengaruh, gelombang-gelombang angkara murka, hawa nafsu, dunia syaitan
yang belum pernah dengan sungguh-sungguh dan intensif dibasmi secara tuntas.
3. Hati
sanubari kita adalah pokok pangkal dan tumpuan segala ibadat kita. Kalau
asy-syaitan masih mendekam dan bercokol di dalam hati sanubari, maka segala
ibadat kita jelas akan tetap tertolak.
4. As-yaitan
itu sangat dahsyat, sangat halus, sangat tinggi dimensinya, umurnya telah
berabad-abad lamanya. Tidak mungkin dapat diusir dengan ucapan "Auzubillahi
minas syaitanir rajiim" "biasa-biasa" saja sebagai
"produksi" kita sendiri.
5. Mengusir
as-syaitan dari hati sanubari hanyalah dapat dilaksanakan dengan metode
menanamkan Kalimatullahi Hiyal Ulya yang cara teknis pelaksanaannya didapatkan
melalui Teknologi Metafisika Al Quran.
Analoginya, umpamanya: kalau kita
harus mengeluarkan sejenis zat cair yang berbahaya dari sebuah tabung tanpa
mampu menumpahkannya, maka jika ke dalam tabung itu secara perlahan-pahan,
setetes demi setetes, kita masukkan sejenis zat cair lain yang mempunyai Berat
Jenis (BJ) yang lebih tinggi, air raksa umpamanya, maka lama kelamaan akhirnya
air raksa itu pasti akan mampu memenuhi tabung tersebut dengan menggantikan
kedudukan dan mengusir zat cair berbahaya tersebut yang semula berada dalam
tabung itu, hingga ia lenyap sama sekali.
6. Menanamkan
Kalimatullahi Hiyal Ulya ke dalam hati sanubari insan metodologis teknologis
hanyalah dapat dilaksanakan melalui channelnya/frekuensinya/Wasilahnya yaitu nuurun
'alaa nuurin (QS. An Nuur ayat 35): saluran hak yang datang dari Allah dan
menyampaikan ibadat insan langsung ke hadiran-Nya dan sama sekali bukan
perantara dan bukan manusia seperti dipahami selama ini secara salah oleh
sementara pihak. Wasilah ini sangat dianjurkan bahkan diperintahkan oleh Allah
SWT untuk dicari dan ditemukan oleh orang-orang beriman dan bertaqwa (QS. Al
Maidah ayat 35).
7. Manusia
yang dalam hati sanubarinya telah tersalur dan duduk tertanam Kalimatullahi
Hilya Ulya itulah orangnya yang mampu menjadi insan pelaku pembangunan yang
sukses dan sumber daya manusia yang berkualitas unggul dan dinamis serta menang
dimana saja ia berada!
Ibu-ibu
dan Bapak-bapak sekalian yang kami hormati, dalam makalah ini kiranya kita
jangan sampai khilaf.
Pertama,
kami tidak pernah menguraikan akan dzat Allah. Dzat Allah tepat merupakan
rahasia selama-selamanya bagi kita manusia.
Kedua,
kami tidak pernah membicarakan tentang surga dan neraka, karena itu adalah 100%
urusan Allah SWT. Umpamanya, kami sama sekali tidak pernah mengatakan bahwa
orang yang melaksanakan amaliah dengan metode Thariqatullah, pasti masuk surga.
Semua
tentang surga dan neraka itu bukanlah wewenang kita manusia, itu adalah Hak
Allah semata-mata. Dan orang yang tidak melaksanakan amalan dengan metode
Thariqatullah inipun kami tak pernah sebut bahwa ia tidak akan masuk surga,
itupun sama sekali bukan wewenang kita manusia, itu semata-mata adalah wewenang
Allah SWT. Kami dalam makalah ini hanya menganalisa dan menguraikan secara
ilmiah teknologis, adanya energi teknologi yang hebat dalam al Quran dan Al
Hadits, yang semuanya guna:
Pertama:
untuk peningkatan iman dan taqwa manusia terhadap Allah SWT dengan cara lebih
mendalami Al Quran dengan Metode Akbar yang tersimpan tersembunyi dalam firman-firman
Ilahi, sehingga insan itu akan mampu merealisir akan ke-Maha-Benar-an Firman
Allah dan Sabda Rasulullah SAW secara nyata, fakta dan realita, dan insya Allah
ia akan mampu melihat kelak, merasakan dan mempraktekkan sendiri akan
hukum-hukum teknologi dari dalam Al Quran dan Al Hadits, sehingga ia mampu
mengeluarkan power dan energi yang dahsyat; dan kaum muslimin akan mampu
mempertahankan diri, secara fakta dan realitas, dengan benteng Maha Akbar
Kalimatullahi Hiyal Ulya dan Ayat-ayat Al Quranul Karim yang dibacanya,
sehingga tidak lagi mengalami penderitaan-penderitaan yang Maha Pahit. seperti
yang dialami kaum muslimin umpamanya di Bosnia, PLO, Myanmar dan lain-lain
tempat di dunia.
Kita harus
sadar sedalam-dalamnya, bahwa dakwah Islam seluruh dunia sampai sekarang hanya
baru sampai pada cerita dan kata-kata belaka, jadi belum sampai ke finish,
karena Firman-firman dan Hadist-hadist belum dapat kita buktikan kebenarannya
secara faktuil sampai pada fakta, nyata dan realita yang sebenarnya; inilah
yang kami usahakan untuk menonjolkannya pada seluruh dunia Islam, agar apa-apa
yang tertera dalam Al Quran harus terbukti nyata akan ke-Maha-Benar-annya
secara fakta yang akan dapat dialaminya sendiri masing-masing, demi
kemenangannya dalam segala aspek-aspek perjuangan hidup dunia akhirat!
Kedua:
menguraikan bagaimana cara pelaksanaan teknisnya agar dapat berdiri Shalatul
Khasiin, syarat mutlak untuk meraih Kemenangan Dunia Akhirat; cara menegakkan
Shalatul Khasiin belum pernah diseminarkan orang secara teknologis seluruh
dunia karena itu menyangkut perjuangan Maha Dahsyat umat terhadap As-syaithan
yang sangat tinggi dimensinya!
Demikianlah
uraian ringkas kami mengenai "Prinsip dan Aplikasi Teknologi Metafisika
Islam" untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam menyongsong
abad ke XXI. Semoga kita semua mendapat taufik dan hidayat dari Allah SWT.
Amin. Lebih kurangnya kami tak lupa menghaturkan maaf yang setinggi-tingginya
pada seluruh hadirin.
Sekian.
Terima kasih.
Assm. Wr.
Wb.
Malang, 18
September 1993.
Sumber : http://suraukita.org